Pelihara Rasa Kebangsaan Dan Cinta Tanah Air, BKKBN Provinsi NTT Gelar Apel Pagi Kebangsaan

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT Bersama Staf usai Apel Kebangsaan Perdana di Aula BKKBN Provinsi NTT (Foto : Jeje)

Radioswarakasih.id, KUPANG - Dalam Rangka memelihara rasa kebangsaan dan cinta tanah air, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan apel pagi kebangsaan, yang dihadiri secara langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Dr. Dadi Ahmad Roswandi, S.Si, M.Si beserta staf, bertempat di aula BKKBN Provinsi NTT, pada Senin (4/03/24) sekitar pukul 07.40 WITA.

Apel kebangsaan perdana bersama Kepala Perwakilan BKKBN NTT yang baru dilantik pada tanggal 29 Februari kemarin ini juga diikuti melalui zoom meeting oleh seluruh penyuluh KB se-NTT. Pada apel kali ini, Dr. Dadi bertindak selaku Pembina.

Dalam rangkaian apel kebangsaan, juga dilangsungkan pengalungan kain motif adat khas NTT kepada Dr. Dadi sebagai tanda ucapan selamat datang dan bergabung menjadi bagian dari BKKBN NTT.

Dr. Dodi Ahmad Roswandi saat diwawancarai wartawan menyampaikan bahwa harus ada kerja sama antara pihak BKKBN dengan pers sebagai pilar demokrasi dalam mengedukasi masyarakat tentang program-program BKKBN.

“Pers adalah pilar demokrasi, artinya pers memberitakan sesuai dengan faktanya. Jadi memang BKKBN sangat butuh pers. Kalau tidak ada pers, masyarakat mana tahu apa yang dilkukan pemerintah. Sehingga dalam era keterbukaan informasi, semuanya harus berkolaborasi. Jadi saya juga mendorong agar ketika kita ke lapangan kita melibatkan pers, jadi kita sama-sama. Karena kalau bentuknya Cuma ceremonial, masyarakat gak akan paham. Tapi kita pengen ada sisi humanisme terkait dengan stunting yang akan diberitakan pers, sehingga bisa cover both side, jadi bukan hanya sisi baik tapi juga ada evaluasi”, Ucap Kepala Perwakilan BKKBN NTT.

Selain itu, saat ditanya mengenai program kerja 100 hari kedepan sebagai Kepala BKKBN NTT yang baru, Dr. Dadi mengatakan harus berdaulat secara internal, serta membuka jejaring lebih luas lagi untuk berkolaborasi dan berkontibusi bersama-sama.

“Saya diamanatkan oleh pak kepala melakukan akselerasi. Memang di NTT ini kompleks di beberapa variable. Jadi itu tugas saya nih. Tapi kalau program pembangunan manusia itu kan long time development process. Tapi yang penting kita ada roadmap-nya nih, sequen gak dia. Nah saya meniti tangga ini, saya pastikan 100 hari mendisiplinkan aparat saya, di pusat maupun penyuluh KB yang ada sekitar 500 di seluruh wilayah NTT, Kita bikin percepatan terkait program. Logistik kita cukup, cuma untuk tenaga pelayan saya akan kerja sama dengan teman-teman di dinas kesehatan. Juga Bermitra kerja dengan pemerintah provinsi maupun daerah, pers, tokoh agama dan tokoh adat dan semuanya kita ajak untuk mengeroyok bareng-bareng.” Tutup Dr. Dadi.